Mei 22, 2010

Mencoba meremajakan ginjal



By: Q Shofwan

Ginjal sebagai organ tubuh anugrah Allah subhanahu wata’ala yang cukup vital, yaitu sebagai penyaring racun. Ia bekerja 24 jam sehari untuk menyaring darah yang mengalir dan mengangangkat racun yang ada pada setiap pembulu darah sehingga dikeluarkan lewat urine. Namun pada sejarahnya aktifitasnya diganggu oleh keberadaan zat-zat jahat yang malah merusak ginjal sebagai fungsi penyaring. Zat-zat yang aktif melancarkan “permusuhan” terhadap fungsi dan eksistensi ginjal banyak sekali seperti kopi; berbagai macam merek dan variasi kopi tidak ada yang ramah terhadap ginjal. Teh ; siapa bilang minuman ini selalu menyehatkan, faktanya bahwa kepekatan teh menyebabkan kehilangan fungsi otimal dari kerja ginjal. Dianalogikan seperti sebuah saringan yang disumbat oleh “ampas” kayu kemudian dipaksa untuk menyaring sebuah cairan -bukan air- yang memiliki kepekatan dan kekentalan tinggi, hasilnya bagaimana? Ada beberapa kemungkinan. Yang pertama lubang-lubang saringan lama-lama akan membesar seiring kuatnya gaya dorong yang dilakukan oleh apas kayu tadi, sehingga ampas kayu tersebut ikut dihasilkan sebagai produk yang seharusnya “produk bersih” saringan. Yang kedua, cairan tadi akan mengeluarkan lebih sedikit hasil dikarenakan kemampatan yang terjadi pada saringan kemudian terkurangi kekentalannya. Yang ketiga, saringan tersebut malah tidak dapat menyaring sebagaimana fungsinya. Nah itulah gambaran sebuah penyaring yang dapat kita analogikan sebaai ginjal kita. Ginjal apabila menerima pasokan air kopi dan teh untuk diproses saring kemudian akan mengakibatkan ginjal tersumbat, semakin muda seorang penikmat teh dan kopi maka semakin lama pula perusakan terhadap ginjal dilakukan. Ginjal yang diperintahkan untuk memproses kopi akan mengakibatkan kerusakan pada fungsinya ketika akan menyaring racun yang ada di darah yang dipompakan oleh jantung. Seperti analogi diatas jika terjadi ginjal yang “tersumbat” maka daya saring akan terganggu, ini bisa menyebabkan darah sebagai objek yang disaring:: 1. Darah masih berisi racun karena daya saring ginjal “diganggu”. 2. Terjadi penyumbatan pembuluh darah, akibat “tumpukan dan tabrakan” kekentalan darah yang seharusnya disaring dengan lancar.
Apa yang harus dilakukan?
Dua hari yang lalu, penulis bertemu dengan seorang tabib. Penulis menemani ayah yang sedang sakit untuk menjalani pengobatan. Ayah saya sakit di bagian pinggang. Disela-sela obrolan hangat dan merakyat, beliau menyatakan bahwa biasanya sakit di bagian pinggang itu ginjalnya ada sedikit masalah. Masalah itu karena tiga hal, yang pertama karena terlalu lama duduk diatas kursi, yang kedua banyak minum kopi, teh, minuman bersoda, yang ketiga karena sedikit minum air putih. Poin kedua dn ketiga diatas diiyakan oleh ayah saya sang memang rajin minum kopi, kemudian tabib tadi memberikan solusi untuk dengan kata lain “meremajakan” ginjal yang sudah lama terganggu, terapi ini banyak dibicarakan orang dengan nama terapi air putih, berikut penjelasannya:
1. Setelah bangun tidur, baca doa” Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da amatana wailayhin nusyur”. Duduk sebentar sekitar dua menit untuk memulihkan otot-otot dan syaraf-syaraf yang tadingya “turn off” menjadi “stand by”.
2. Setelah itu -jika sudah dipersiapkan sebelumnya- sebelum beraktifitas apa-apa bahkan belum ke kamar mandi, minum segelas air putih mineral (bukan air dingin) 250 ml. Perlu diingat air putih “berjasa” kepada ginjal untuk membershkan dan mengangkat ampas tadi yang menempel pada fungsi saring ginjal.
3. Tunggu hingga 4-5 menit. Minum lagi air putih sebanyak tadi. Dan minum lagi setiap berselang 5 menit. Lakukan itu hingga 6 gelas. Jika dirasa terlalu dekat jeda waktunya antara satu gelas dengan gelas lainnya tambah waktunya hingga 6-7 menit. Jika kurang dari 5 menit akan terjadi kejenuhan rongga mulut dan muntah.
4. Lakukan itu hingga lengkap enam gelas 250 ml totalnya 1.5 liter air.
Berkata tabib tadi besar sekali manfaatnya air putih itu untuk penyembuhan ginjal. Ini terapi yang paling mudah dan murah.
5. Setelah itu baru anda boleh ke kamar mandi, air yang anda minum tadi tidak akan langsung keluar ketika anda “bak”. Tunggu hingga satu atau dua jam. Jika anda sering buang air kecil itu malah bagus, sedikit demi sedikit ginjal dibantu untuk mengeluarkan racun lewat urine.
6. Lakukan itu setiap hari setiap bangun tidur, insya Allah ginjal mampu bekerja lebih baik menyaring racun dari darah dan mengeluarkannya lewat urin dengan lebih sempurna.
7. Jika anda sudah istiqomah melakukannya maka perubahan yang pembaca dapat rasakan adalah, ketika -maaf- tinja anda berwarna lebih gelap itu berarti zat-zat yang mengganggu mulai bisa diangkat, dan urine terasa lebih pekat warnanya.
8. Satu lagi tips penting, yaitu jangan minum kopi atau susu atau minuman bersoda dibawah jam delapan pagi. Dan ayah saya dulu melakukannya setiap jam enam pagi. Ini bisa merusak ginjal yang notabene belum menerima asupan apa-apa dan langsung diberikan cairan yang berbahaya. Oleh karenanya air putih pada setelah bangun tidur sangat tepat buat ginjal kita.
9. Jangan PERNAH ikuti mbah surip yang minup kopi berlebihan, minumlah hanya satu gelas dan boleh minum kopi atau teh lagi setelah berselang 24 jam diatas jam delapan pagi tentunya.
10. Berolahragalah walaupun cuma jalan/lari sehat dan bersepeda.
Wallahu’alam. Alhamdulillah

Tuhan Sembilan Senti


Tuhan Sembilan Senti
Oleh Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tidak merokok,
Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip bintang-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan menjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatun-naim sangat ramah bagi perokok, tapi tempat sika kubur hidup-hidup bagi orang yang tidak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tidak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita di sebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS, Indonesia adalah sorga kultur pengembang biakkan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bias ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, dip anti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok dan ada juga orang dokter-dokter merokok, Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapanan voli orang merokok, penyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulu tangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok., di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-‘ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-naim sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasabu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, Sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, Cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiiin 1) dan sedikit golongan ashabus syimaal 2)?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut tadkhiin, yaa ustadz. Laa tasyrabud dukhoon 3), yaa ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Hadzihi al ghurfati malii’atn b I mukayyafi al hawwa’I 4). Kalau tak tahan, di luar sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum5).
Min fadhlik, yaa ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir(babi). Daging babi diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang yaa ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith 6), mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman rosulullah dahulu, sudah ada alcohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya dimakruh-makruhkan. Jangan.
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok, korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang banjir, gempa bumi dan longsor, Cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di Negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, di bungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

1) golongan kanan (Q.S. Alwaqiah)
2) golongan kiri (Q.S. Alwaqiah)
3) jangan menghisap rokok
4) ini ruangan berAC
5) jangan hancurkan diri kalian
6) diharamkan atas kalian hal-hal yang tidak bermanfaat/keji